Wednesday, April 12, 2017

Teknologi Playstation yang Merusak Otak Anak


Secara Singkat Penjelasan Awal Soal Playstation di Masyarakat


Siapa yang tidak suka bermain PlayStation (PS)? Hampir semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa gemar bermain konsol game besutan Sony tersebut. Bahkan, PS bisa dikatakan sebagai konsol game terpopuler di dunia untuk saat ini, mengalahkan Xbox dan Nintendo.

Namun, kecanduan bermain PS ternyata memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Terutama kesehatan tangan dan tulang jari pemainnya.

Menurut yang dilansir laman Oddee, Rabu (28/8/2013), seseorang yang terlalu sering dan lama bermain konsol PlayStation, besar kemungkinannya akan mengalami penyakit aneh bernama 'Playstation Thumb'.

Sebenarnya nama asli dari penyakit ini adalah 'Stenosing Tenosinovitis'. Namun karena penyakit ini lebih banyak dan sering diderita oleh para gamer, maka lebih populer dengan sebutan 'Playstation Thumb'.

Stenosing Tenosinovitis sendiri adalah sebuah penyakit kelainan tulang di mana kondisi jari atau jempol seperti terkunci dan tak bisa digerakkan, baik ditekuk atau diluruskan. Hal ini disebabkan saraf yang terletak pada jempol atau jari lainnya mengalami penyempitan dan peradangan.

Penyempitan saraf tersebut mengakibatkan pembengkakan pada jari dan membuatnya menjadi terlihat tak keruan dan 'mengerikan'.

Penyebabnya sendiri diyakini karena terlalu seringnya ibu jari bergerak secara berulang-ulang dan berlebihan. Bisa juga disebabkan karena aktivitas yang dilakukan terus-menerus, seperti meremas, mencengkeram, atau menekan dengan intensitas tinggi dan berat.

Berdasarkan data yang dirilis laman Computer and Video Games (CVG), penyakit ini pada umumnya diderita oleh laki-laki dan dipicu oleh kegiatan bermain musik atau konsol game. Gejala awalnya adalah rasa nyeri di bagaian jari pada pagi hari dan akan semakin terasa nyeri saat siang hari. 

Nah, bagi Anda yang hobi bermain PS, masih berani berlama-lama memegang stick konsol itu?

PLAYSTATION DAPAT MERUSAK WATAK ANAK


Sebuah curhatan dari seorang Bapak bernama Akbar dari Kompasiana.

Saya sangat prihatin sekali ketika mendapati keponakan saya yang masih kecil sangat suka bermain play station (PS). Bangun tidur ia langsung menyalakan PS. Hal itu sering saya perhatikan ketika berbarengan bangun tidur dengannya.

Setelah sahur biasanya saya kadang tertidur. Beberapa jam setelah itu saya akan terbangun. Dan ketika bangun, ternyata keponakan saya sudah menyalakan PS nya. Saya heran juga kalau melihatnya main PS seperti itu. belum sempat sarapan atau mandi pagi tapi yang malah dikejar duluan adalah PS.

Saya rasa PS sudah menjadi kecanduan baginya. Dan orang tuanya tidak bisa berbuat banyak. Lalu ketika saya memperhatikannya main PS ada beberapa hal yang sangat disayangkan dan butuh perhatian.

Ia suka sekali memainkan permainan perang-perangan, pukul-pukulan, bunuh-bunuhan, bacok-bacokan dan segala jenis yang berbau kekerasan. Ya tidak selalu juga sih.. kadang juga main bola atau permainan yang agak ringan.

Namun tidak sesering memainkan permainan yang berbau kekerasan tadi. Akibatnya ketika ia sedang main PS, sering mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. hanya gara-gara kalah dari lawannya, ia malah membalasnya dengan umpatan dan kata-kata kotor. Bahkan kadang mengeluarkan carut marut. Sungguh disayangkan sekali.. Permainan PS akan memberikan pengaruh pada perkembangan anak.

Akibat dari konten yang sarat dengan hal yang berbau kekerasan itu kadang ia sering memukul kepalanya sendiri ketika tidak terima kalah dari lawannya. Atau ketika sedang bertengkar dengan adiknya.

Ia tak segan-segan melemparkan beberapa pukulan pada adiknya itu. ironis sekali bukan.. Kadang saya heran juga dengan orang tuanya. Kenapa harus membelikan PS untuk anaknya itu. jawabannya sih hanya untuk menyenangkan hati anak. Supaya anak tidak sering main keluar rumah dan lebih betah main diumah saja. betah sih memang betah dirumah main PS.. tapi akibatnya..? Sensitifitas anak menjadi terganggu Gara-gara masalah sepele saja kadang anak bisa langsung main tangan.

Anak menjadi keras kepala, pemarah, dan susah diatur. Anak menjadi nakal dan jauh dari sikap sopan santun. Sikap dan perkataannya sangat buruk sekali.

Jika demikian halnya yang terjadi, siapa yang akan menanggungnya? Siapa yang akan disalahkan? Semua akan menjawab dengan kompak dan menunjuk orang tuanya lah yang harus disalahkan.

Dari pengalaman diatas ada beberapa pelajaran yang mungkin perlu kita perhatikan bersama. Apa sajakah itu?

Bahagiakanlah anak dengan cara yang sewajarnya Tugas dari semua orang tua di dunia ini tentu tak lain dan tak bukan adalah untuk membahagiakan anak-anak mereka. Namun yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah jangan asal mebahagiakan. Apa yang diinginkan anak tidak harus selalu dipenuhi. Orang tua harus bijak dalam hal ini.

orang tua harus paham mana yang baik dan mana yang akan membahayakan anaknya. Jangan terlalu memanjakan anak Jika anak sudah dimanjakan sejak awal maka anak akan berbuat seenaknya. Karena ia tahu bahwa orang tuanya sangat menyayanginya.

Maka otomatis apapun yang dimintanya akan segera terpenuhi. Jelas hal itu tidaklah baik. Anak merekam apa yang mereka alami Setiap hal yang dialami anak di masa kecilnya akan mereka rekam. Apa pun itu. baik hal baik maupun hal buruk.

Semuanya akan direkam dengan sangat baik. saya saja yang sudah dewasa saat ini masih sering mengigat peristiwa-peristiwa yang pernah saya alami semasa kecil. Itu membuktikan bahwasanya masa kecil adalah masa yang sangat mudah untuk mengingat sesuatu yang baru yang dialami.

Jauhi hal yang akan merusak pola perkembangan anak Hal-hal yang akan merusak pola perkembangan anak pada masa berikutnya perlu untuk dijauhkan dari pandangan anak-anak. Termasuk PS diatas. Karena perkembangan anak jauh lebih penting untuk diperhatikan daripada hal yang tidak penting lainnya di sekitar anak dan orang tua.

Sejak kecil ajarkan hal baik Pembiasaan hidup yang baik itu sangat penting untuk ditekankan pada anak.

Agar anak bisa hidup lebih 'terjaga' dan bisa sedikit menghindarkannya dari pengaruh perkembangan zaman yang semakin edan ini. Anak-anak yang sudah dibiasakan dan diajarkan cara hidup baik biasanya pemikirannya bisa lebih dewasa atau berbeda dari anak-anak yang jauh dari nilai-nilai luhur.

Rasa sayang pada anak bisa diperlihatkan dengan banyak cara Tidak harus menuruti apa kemauan anak. Jika anak minta ini itu misalkan, orang tua tidak harus memenuhi permintaannya itu. Jika hal itu tidak masuk akal. Rasa sayang dari orang tua bisa diperlihatkan dari cara orang tua itu mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang lebih baik.

Selalu awasi gerak-gerik anak Jika anak berbuat tidak sewajarnya maka orang tua harus segera mengawasinya. Orang tua tidak boleh berbuat acuh tak acuh.

Orang tua tidak boleh hanya membiarkan anaknya berbuat sesukanya. Padahal yang dilakukan anak kadang salah atau tidak baik. maka orang tua harus selalu mengawasi anak-anaknya.

Pengawasan yang dilakukan tidak perlu terlalu ketat. Sesuaikan dengan umur dan tingkatan mental dari sang anak tersebut. Intinya, menurut saya semua itu juga tergantung pada orang tuanya.

Orang tua yang sangat bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Orang tua yang akan membentuk kepribadian anak akan seperti apa. Orang tua harus bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Memang sekarang ini perkembangan teknologi semakin maju dan modern.

Hal itu juga akan mempengaruhi anak untuk mengikutinya. Dari pengalaman diatas maka saya harapkan perlu untuk teman-teman semua perhatikan.

Terutama bagi para orang tua yang saat ini punya anak yang masih kecil atau di bawah umur. Tunjukkan bahwa orang tua peduli dan sayang pada anak. caranya? beberapa poin di atas adalah salah satu caranya. Semoga kisah diatas ada manfaatnya bagi kita.

0 komentar